Berita Nasional Terpercaya

Kekasih Aku Pulang

0

HarianBernas.com – Dear Istriku di rumah, Hallo ya ummi Yusuf, istrikku tercinta apa kabarmu hari ini? Dik, bisakah kau melukiskan perasaanku yang bergelora ketika membaca emailmu yang lalu? Sungguh tulusnya hatimu serunut dalam untaian buah tulisanmu, demi mataku berkaca kaca ketika menyimak emailmu.

Kata demi kata yang lurus, tepat menghunjam ke palung sanubariku. Sepertinya kau tahu kalau aku selalu mengharap akan kehadiran emailmu, dan ketika kurasakan tak ada orang di sekelilingku yang peduli keberadaanku emailmu nan datang, laksana salju di Alaska ini terbakar, kehangatan.

Dalam emailmu aku bisa merasakan hatimu berbicara, nuranimu mengeja seakan sengaja kau membelai punggungku, untuk menghibur, memompakan semangat kepada suamimu yang sedang di rundung banyak pekerjaan. Meskipun udara di Juneau, Alaska sini dingin menggigit tulang namun sepertinya hangat terasa, demi membaca kata kata doronganmu untuk tetap istiqomah dalam menjalankan tugas.     

Dik, terimakasih cintaku.Telah kau kawal dengan selamat akan jalannya rumah tangga kita, ketika aku tinggal pergi, suamimu yang tak selalu disisimu.

Terima kasih sayangku, tak kau hiraukan hiruk pikuknya orang di sekitarmu memikirkan kebahagian melalui materi yang melimpah, suami rexona yang ada setia setiap saat disisinya. Sungguh, begitu tulusnya sosokmu sebagai istri seorang TKI yang bahagia dengan perngorbanan. Perngorbanan akan sepi sepinya malam, merenda dan meretas sendiri dalam keseharian.

Dik, pantas sekali aku bersujud syukur pada Allah, diberi pasangan istri yang solehah sepertimu, yang selalu mendorongku ketika rasa asaku telah diambang nadir, yang selalu mengingatkan ku dalam setiap kealpaan. Istri yang selalu menyayangiku, merawat dan membesarkan buah hati kita dengan penuh ketulusan, sungguh aku mendapatakan istri yang melebihi dari apa yang aku harapkan.

Kini aku sadar, selama ini aku kira aku orang yang sangat hebat, mengerti semua akan masalah hidup, unggul dalam segala hal, namun ternyata kau jauh lebih digdaya dari segala keperkasaanku. Membayangkan pun ku tak kuasa apabila aku harus mengoper semua tugas dan tanggung jawab yang kau emban selama ini.

Perempuan, sosok lemah seperti gambaran selama ini membalikkan keadaan, tegar tulus tanpa pamrih dalam pengabdian dan pengorbanan.

Maafkan aku sayang, seharusnya kesadaranku ini telah tertanam sejak dulu, sedini ketika kita berikrar sumpah. Seharusnya tak pernah melukai hatimu oleh ulah keegoisanku, labilnya emosiku. Sering kali aku terlupa bahwa beban tugasmu, beratnya pengorbananmu membuat pesananku yang tak kunjung kau penuhi, dan aku harus mampu untuk lebih banyak belajar bersabar. Sungguh, seperti di tulis dalam kitab suci bahwa surgalah hadiah buat istri yang salihah.

Dik, dua hari lagi aku akan pulang, tiba di rumah setelah sekian lama pengabdian. Setelah sekian lama, enam bulan jauh dari rumah dengan meninggalkan kau dan anak kita tersayang. Maka jemputlah aku dengan kebahagian, luapkanlah segala kerinduan. Kini terbayang sudah akan binar kegembiraan, senyum lebar keceriaan darimu, dari anak kita, dari semua anggota keluarga. Betapa larut dalam bahagia.

Kadang terpercik nan terlintas rasa akan bimbang apakah aku akan tercerabut lagi dari rasa kegembiraan dalam kebersamaan? Kapal apa next contract dan berapa lama lagi kita tinggal semua kegembiraan?  

Dik, percayalah suamimu meninggalkan mu ini karena keadaan, karena sebuah angan. Sebuah angan yang besar dalam mewujudkan, sebuah istana yang kita kan  bertahta di dalamnya, istana impian berjuluk sakinah mawaddah warrahmah.

Anchorage, Alaska, 7 May 2010
[email protected]

Leave A Reply

Your email address will not be published.