Berita Nasional Terpercaya

Menulis Membuat Anda Bahagia

0

HarianBernas.com – “Teruslah mencerahkan, Pak. Saya selalu membaca tulisan-tulisan Bapak”. “Cak, terimakasih buku barunya, Pendidikan Perdamaian Gus Dur. Buku ini memehamkan saya betapa pentingnya perdamaian itu”.

Itulah diantara komentar yang disampaikan kepada saya melalui akun media sosial atas tulisan-tulisan dan buku yang sudah terbit. Tentu saya senang mendapatkan respon positif dari teman-teman pembaca. Respon itulah yang juga memotivasi saya untuk terus menulis. Lebih dari itu, saya juga merasakan kebahagiaan jika tulisan dan buku tersebut memberikan banyak arti bagi pembacanya.

Ya, menulis bisa membuat kita bahagia. Kok bisa? Paling tidak ada empat  alasan mengapa menulis bisa membuat kita bahagia.

Baca juga: Inilah Penggunaan Kata Sambung Di dan Kata Depan Di yang Benar

Pertama, menulis medium menyampaikan gagasan. Melalui tulisan berarati kita telah menyampaikan ide atau gagasan kepada khalayak umum tak terbatas. Gagasan yang semula hanya mengendap di benak kita, atau mungkin hanya kita sampaikan kepada teman, kolega atau sahabat terdekat saja, tapi melalui tulisan, gagasan tersebut menebar entah sampai di mana.

Dengan begitu, gagasan yang kita miliki memunyai kesempatan untuk diketahui oleh banyak orang. Dampak selanjutnya adalah bukan tidak mungkin gagasan tersebut menginspirasi, mencerahkan, dan menggugah orang lain untuk melakukan sesuatu yang positif, bermakna, dan seterusnya. Betapa senang dan bahagianya kita bukan jika tulisan kita tersebut berdampak seperti itu?

Kedua, menulis membuka ruang untuk mendapatkan feedback (kritik, masukan, saran, dan lain-lain) dari pembaca. Apa yang kita tuangkan dalam sebuah tulisan belum tentu disetujui dan disenangi oleh semua pembaca. Di antara mereka tentu akan ada yang tidak setuju bahkan menolak gagasan kita dalam tulisan tersebut.

Pembaca yang baik biasanya akan memberikan respon atau feedback positif bagi kita. Baik secara langsung maupun melalui media sosial tempat di mana kita membagikan tulisan. Feedback inilah yang akan memperkaya kita untuk tulisan-tulisan berikutnya. Feedback tersebut juga menunjukkan bahwa tulisan kita mendapat perhatian khusus dari pembaca sekaligus peluang untuk memperbaikinya.

Baca juga: 18 Jenis Konjungsi, Pengertian, dan Contoh Kalimat Terlengkap

Lalu di mana letak bahagianya? Ya, bagi saya mendapatkan feedback itu membahagiakan. Ini artinya tulisan kita tak menebar begitu saja, meluap tanpa makna. Feedback dari pembaca berarti ada orang lain yang turut serta mendorong kita untuk terus melakukan perbaikan. Artinya pula kita tengah belajar, mengasah diri untuk selanjutnya berdampak pada kualitas tulisan-tulisan kita berikutnya.

Ketiga, menulis itu menyehatkan. Masak sih? Dengan menulis otak kita bekerja. Bekerja mengingat kembali ilmu dan pengetahuan yang kita miliki. Lalu otak juga bekerja ilmu dan pengetahuan yang mana yang akan kita tuangkan dalam tulisan. Proses inilah yang menyehatkan jiwa kita, dan juga raga kita.

Menulis kan perlu gerakan. Paling tidak jari, tangan, dan mata. Jadi menulis itu olahraga jiwa dan raga. Jika  keduanya sehat bukankah itu berdampak pada kebahagian kita? Sebab, salah satu yang paling berharga bagi kita adalah kesehatan. Kebahagiaan kita akan terganggu, bahkan tidak merasakan sama sekali jika tubuh dan pikiran kita tidak sehat. Bukankah demikian?

Keempat, menulis mendatangkan rejeki. Dalam hal ini rejeki tak melulu berupa uang, tapi juga relasi, partner, atau bahkan personal branding. Dari artikel  yang ditebitkan oleh media massa (Koran, majalah atau jurnal) kita akan mendapatkan honor. Nominalnya sekira mulai dari 250.000 rupiah hingga 2juta rupiah. Masing-masing media memiliki kebijakan sendiri-sendiri. Tinggal Anda menghitungnya saja jika dalam sebulan Anda menulis 4 artikel di media massa.

Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku 2021

Menulis buku pun demikian. Dari buku yang terbit, Anda akan mendapatkan royalty dari penjualan buku tersebut. Semakin banyak eksemplar yang terjual maka semakin banyak pula royalty yang akan Anda dapatkan. Sudah banyak penulis yang mendadak kaya karena buku-buku mereka nangkring di rak/desk best seller toko buku.

Itu artinya buku-buku mereka banyak diserbu oleh pembaca. Bahkan diantara buku-buku tersebut berhasil mendulang prestasi dengan dicek puluhan kali, termasuk diantaranya difilemkan yang juga akan mendulang pundi rejeki Anda lagi.

Sekali lagi, rejeki dari menulis tak hanya berupa uang. Ia juga dapat berupa relasi atau kolega. Para relasi atau kolega itu mungkin sebelumnya tak mengenal kita. Melalui tulisanlah mereka lalu mengenal siapa kita. Dari situlah kemudian relasi terjalin, kerjasama terbangun. Bukankah hal ini menyenangkan?

Selain itu, tulisan juga akan meneguhkan personal branding Anda. Kita mau dikenal sebagai apa, orang seperti apa, melalui tulisanlah Anda bisa memanaj dan memperkuat hal itu. Bahkan branding bagi lembaga atau perusahaan yang Anda kelola. Dan jika itu sudah berhasil, apakah Anda tidak senang atau bahagia?

Maka, tak perlu menunda lagi. Kalau orang lain bisa menulis, mengapa Anda tidak! Kalau Anda bisa memulainya sekarang, mengapa harus ditunda?

Baca juga: Cara Membuat Tugas Resume Bagi Mahasiswa dan Pelamar Kerja

Ahmad Nurcholish ([email protected]), A Personal Development Coach, kolomnis dan penulis puluhan judul buku yang diterbitkan oleh Gramedia, Elexmedia, LKiS, Kaukaba, ICRP, Komnas HAM, Rausyan Fikr dan lain-lain.

Leave A Reply

Your email address will not be published.