Berita Nasional Terpercaya

Mengenal Ratno Nuryadi, Pengembang Bionsensor Pemantau Kesehatan

0

HarianBernas.com  – Setelah berhasil menciptakan Atomic Force Microscope (AFM) yang merupakan nano pertama di Indonesia tak lantas membuat Ratno Nuryadi merasa puas diri. Ia bahkan saat ini sedang mengembangkan alat untuk dapat mendeteksi obat atau bahan kimia terlarang, kelembapan udara, kebocoran gas, sensor halal, komunikasi tanpa sadap, hingga sensor kesehatan manusia.

Ratno Nuryadi adalah seorang pria kelahiran Bantul, D.I Yogyakarta yang telah menggeluti teknologi nano sejak belajar ilmu fisika dan elektronika di Sizhuoka University, Jepang. Teknologi nani merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam skala nanometer. Dengan menguasai materi berdimensi nanometer memungkinkan untuk dapat menghasilkan aplikasi baru.

Karena penelitian Ratno di bidang teknologi nano, belum lama ini, ia pun dikukuhkan sebagai Professor Riset bidang Elektronika di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta.

Pria yang lahir pada tanggal 17 Oktober 1973 ini memang ingin menciptakan AFM karena alat penelitian teknologi di Indonesia masih sangat sedikit sedangkan materi nano ini sangat banyak. Kalau harus dibeli maka akan sangat mahal. Oleh karena itu, pengembangan alat secara mandiri sangatlah penting.

Sampai saat ini, AFM belum diproduksi secara langsung dan masih terus dikembangkan . Jika melihat dari perjalanan alat AFM, di tahun 2008, AFM telah dapat melihat struktur material nano, lalu alat ini dapat mendeteksi molekul kimia di tahun 2011, serta mendeteksi gas berbahaya serta beracun di tahun 2013. Selain itu, saat ini, Ratno sedang serius mengembangkan sensor biologi atau biosensor supaya bisa memonitor kondisi tubuh serta kesehatan manusia.

Teknologi Nano mempunyai manfaat untuk membawa revolusi pada kehidupan manusia di bidang elektronika, kesehatan, pertanian, kimia, pertahanan atau keamanan dan energy. Sebagai contoh Indonesia mempunyai berlimpah partikel nano titanium dioksida. Sedangkan partikel ini dapat menyerap sinar ultraviolet yang bisa membahayakan kesehatan kulit. Oleh karena itu, saat ini banyak kosmetik yang memakai titanium dioksida.

Sedangkan, untuk diaplikasikan di bidang pertanian, teknologi nano di bidang pertanian di antaranya ialah modifikasi benih, pupuk serta teknik pengemasan makanan. Untuk di bidang kimia, teknologi nano bisa untuk mengurangi residu pestisida di air, udara, ataupun tanah.

Untuk aplikasi teknologi nano di bidang pertahanan dan keamanan ialah rompi tahan peluru. Sedangkan, untuk di bidang energy, teknologi nano dapat menjadi kunci pada pembangkit listrik sel surya dengan efisiensi tinggi dengan biaya yang rendah.

Menurut Ratno, sampai saat ini teknologi nano di Indonesia masih dalam taraf riset. Bisa dibilang, perjalanan teknologi nano di Indonesia masih sangat lambat karena di banyak negara lain, teknologi nano telah sampai tahap industrialisasi di bidang elektronika, kesehatan, kimia, pertahanan keamanan, otomotif dan juga pertanian.

Memang kenyataan ini cukup disayangkan karena sebenarnya Indonesia mempunyai sumber daya alam mineral yang sangat berlimpah. Menurut Ratno terdapat prioritas bidang di dalam pengembangan teknologi nano, yaitu farmasi kesehatan, energy, bioteknologi, nanomaterial serta elektronika.

Hal ini bisa dibilang menjadi tantangan tersendiri di Indonesia karena pemahaman pentingnya teknologi nano di negara ini masih belum merata, baik itu di kalangan masyarakat, pemerintahan maupun industry. Selain itu, adanya anggapan jika teknologi nano dimiliki oleh orang jenius dan termasuk dalam teknologi yang sangat tinggi membuat kita merasa sulit atau berat untuk dapat mengejarnya.

Ratno pun menambahkan jika Indonesia itu mempunyai pasar dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk teknologi dan termasuk teknologi nano sehingga hal ini harus selalu digaungkan untuk mau mandiri. Sebisa mungkin kita mandiri dan bukan hanya menjadi pasar empuk bagi berbagai produk nano dari luar negeri saja.  

Leave A Reply

Your email address will not be published.