Berita Nasional Terpercaya

Hilangkan Ego, Kunci Sukses Menyelesaikan Pekerjaan

0

HarianBernas.com – Dengan talenta dan keahliannya, Ayu Helena Cornellia, BA, MSi saat ini menekuni banyak bidang pekerjaan. ?Sebagai Marketing Communication Consultant di Hyatt Regency Yogyakarta, Konsultan lepas beberapa perusahaan di Yogyakarta, Dosen di beberapa Universitas di Yogyakarta dan sering menjadi trainer di bidang Layanan Prima (Service Excellence), Komunikasi, Sales Marketing, Peningkatan Kepribadian dan beberapa pelatihan peningkatan SDM lain di beberapa institusi di Yogyakarta dan di luar kota,? terangnya.

Selain menjadi singkatan namanya, AHC memiliki singkatan yang istimewa, yaitu Attentive Hospitality, dan Care. ?Konsistensi, motivasi tinggi, empati, selalu menghargai orang lain, low profile, antusias, dan optimis selalu menyertai keseharian saya,? jelasnya ke Harian Bernas (1/10/16).

Pemilik cita-cita sewaktu kecil ingin menjadi dokter atau perawat ini tidak memungkiri banyak peran dari orang-orang di sekitarnya atas apa yang dicapai saat ini. ?Orangtua saya, suami, anak-anak, dan kakak saya. Peran Ibu saya, DR. dr. Lientje Setyawati SU, SpOK sangat besar dalam ?menggembleng? saya menjadi wanita yang tangguh, berkualitas, serta semangat dalam bekerja. Peran suami saya, dr. Sigit Riyarto, M.Kes yang membuat saya menjadi wanita yang harus menahan ego dan super sabar dalam menjalani kehidupan. Serta peran lingkungan hospitality yang saya tekuni sejak tahun 2008 juga membuat saya menjadi pribadi yang harus customer service oriented,? ucapnya.

Lulusan Komunikasi Manajemen, Deakin University, Victoria-Australia ini menceritakan tentang pengalaman uniknya yang menjadi titik baliknya ketika berproses sehingga menjadi seperti sekarang ini. ?Ada dua titik balik yang sangat besar dalam karir saya. Yang Pertama, bulan April tahun 2008, saya beranikan diri resign dari perusahaan pertama saya bekerja, yaitu di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) dari tahun 1998-2008. Berada di comfort zone dan dikelilingi akademisi, kemudian berubah total menjadi challenging zone, dikelilingi praktisi, dan profesi yang menuntut saya memiliki prestasi sempurna tanpa meninggalkan apreasiasi yang tinggi pada orang lain. Yang Kedua, ketika anak saya yang paling kecil (Reyno) berusia 2 tahun dan harus minum obat secara teratur setiap hari selama 6 bulan (Maret 2014 ? Agustus 2014) karena Reyno menderita flek paru sewaktu itu; mengharuskan saya resign dari Hyatt Regency Yogyakarta yang ketika itu menjabat sebagai Marketing Communication Manager sejak Desember 2010. Setelah saya resign dari Hyatt sewaktu itu, saya mendapat kesempatan sekolah S3 di Kajian Pariwisata UGM, lalu menjadi Runner Up Duta Museum DIY 2014 dan sering menjadi trainer serta konsultan freelance di beberapa perusahaan di Yogyakarta. Sampai akhirnya Oktober 2014, saya mendapat kesempatan boleh bekerja kembali ke Hyatt Regency Yogyakarta sebagai Marketing Communication Consultant (paruh waktu) hingga sekarang,? urainya tentang perjalanan karirnya.

Lulusan Master of Science UGM ini juga memaparkan pengalaman unik di pekerjaannya. ?Semua pekerjaan yang saya jalani sangat unik menurut saya dan kebanyakan karir saya banyak berkaitan dengan kehumasan atau Public Relation. Setelah keluar dari Fakultas Kedokteran UGM, saya sempat bekerja di WHO (World Health Organization) Yogyakarta Office, kemudian bekerja di ASB (Arbeiter Samariter Bund) Deutschland Yogyakarta office. Setelah bekerja di nonprofit organization, saya bekerja di profit organization hingga sekarang. Sebelum bekerja sebagai Marketing Communications di Hyatt Regency Yogyakarta, saya pernah  menjabat sebagai Deputy General Manager The Cangkringan Jogja Villas & Spa. Kemampuan kita bisa ?nyrateni? pimpinan dan melakukan pekerjaan kita dengan hati akan menciptakan suasana bekerja yang nyaman dan maksimal. Kemampuan kita menghilangkan ego juga menjadi salah satu faktor keberhasilan kita bisa melakukan pekerjaan kita dengan baik,? bebernya tentang berbagai pekerjaan yang dilakoninya.

Pengagum RA Kartini ini pun mengungkapkan tentang alasan menekuni bidang yang digeluti sampai sekarang. ?Karena saya menyukai berkomunikasi dan bertemu dengan orang lain. Sebagai Public Relation atau Marketing Communication ini membuat saya harus dapat menjaga dan mengembangkan image perusahaan dengan baik serta membawa dan mengembangkan diri saya sendiri dengan baik,? ungkapnya.

Ketika ditanya mengenai permasalahan yang paling sering Anda hadapi, konsultan ini menjawab  bahwa sejauh ini tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan tergantung bagaimana kita membagi waktu dan berkoordinasi. Yang jelas, ia ingin selalu menghadapi masa kini dan masa depan dengan lebih baik.

Trainer ini juga memaparkan tentang tantangan yang dihadapinya saat ini dan bagaimana cara menyikapinya. ?Membagi waktu antara pekerjaan utama saya sebagai Marketing Communication Consultant di Hyatt Regency Yogyakarta, menyelesaikan studi S3 saya di Kajian Pariwisata UGM dan pekerjaan paruh waktu yang lain, serta menjadi istri seorang pria Jawa (dr. Sigit Riyarto, M.Kes ? direktur Layanan Medis & Keperawatan RS JIH) yang sangat menjunjung tinggi kesetaraan gender, tapi implicitly menjunjung tinggi norma bahwa perempuan tidak boleh melupakan kodratnya sebagai istri dan ibu dari 3 anak laki-laki, Zefanya, Zefirino, dan Zandrino. Cara saya menyikapi, betul-betul mengatur jadwal dengan baik setiap harinya. Jangan sampai bentrok satu dengan yang lain, harus selalu memprioritaskan semua, dan menyelesaikan semua kewajiban saya dengan baik. Keluarga tetap nomer satu buat saya. Ijin dan restu suami serta anak anak saya merupakan SIM untuk saya melangkah dengan mantap dan ceria setiap harinya,? paparnya dengan tegas.

Ibu Dosen ini juga menjelaskan tentang bidang pekerjaan yang digeluti penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. ?Marketing Communication, Public Relation, atau kehumasan sekarang memiliki peran yang sangat penting di suatu perusahaan, institusi atau organisasi. ?Membuat hidup perusahaan menjadi lebih hidup?, serta dapat meningkatkan eksistensi suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini misalnya melalui digital marketing atau sosial media. Secara khusus, disertasi S3 saya yang sedang saya kerjakan berfokus pada Marketing Museum. Sebagai Runner Up Duta Museum DIY 2014, lalu seorang warga negara yang mencintai budaya dan sejarah bangsa, serta seorang praktisi dan akademisi di bidang marketing; saya sangat ingin mengembangkan museum di Yogyakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk dapat melakukan pemasaran secara comprehensive (external dan internal) sehingga museum dapat menjadi destinasi pariwisata yang handal dan menjadi prioritas pilihan wisata,? ucap harapnya.

Pengagum Hillary Clinton dan Lady Diana ini membagikan inspirasi dan sarannya kepada orang lain yang membaca kisahnya ini. ?Selalu berpikir positif dan percaya bahwa pasti akan ada ?pelangi setelah hujan?. Ketika kesuksesan belum terwujud selalu mencoba dan berdoa. Orang berhasil tidak selalu dengan IQ yang tinggi, tapi juga dapat dengan EQ (Emotional Quotient). Sarannya, do what you love and love what you do,? katanya.

Mantan penyiar radio ini pun membeberkan rencana atau projectnya dalam waktu dekat ini. ?Menyelesaikan S3 saya dalam waktu 2 tahun lagi (maksimal) sambil tetap bekerja dengan baik di perusahaan saya bekerja,? tukasnya.

Impian terbesar presenter Jogja TV ini ke depan, yaitu ia ingin mempunyai sekolah atau konsultan PR/Marketing di Yogyakarta suatu hari nanti jika sudah menjadi Doktor.

Leave A Reply

Your email address will not be published.