Berita Nasional Terpercaya

Siapa Bilang Dijodohin Tidak Bahagia, Buktinya Perjodohan Ala Jepang Ini Tetap Disukai

0

HarianBernas.com  – Di Indonesia memang menganggap jika perjodohan adalah hal yang dianggap ketinggalan zaman atau memenjarakan kebebasan para generasi muda. Hal ini berbeda dengan di Jepang, budaya Jepang atau disebut dengan Omiai memang masih mempunyai peranan yang penting dalam membina hubungan, terutama kalangan orang tua.

Baca juga Tama, Si Kucing Kepala Stasiun Kereta Api Kishi Jepang yang Selalu Diingat

Dalam perjodohan itu, para orang tua mempunyai andil yang sangat besar dalam memilih pasangan untuk Anaknya yang nampaknya kesulitan untuk memperoleh jodoh. Omiai mempunyai pengertian sebagai pertemuan antar dua keluarga yang mempunyai tujuan dalam mendapatkan jodoh serta menikahkan anak mereka. Sedangkan di Jepang sendiri terdapat 40 persen masyarakat yang nampak menjalin hubungan karena budaya ini.

Mengapa Omiai tetap bertahan di tengah terjangan budaya modern yang kuat menyerbu? Tentu saja karena adanya faktor usia idel untuk wanita yang menikah usia 25 tahun serta pria menikah di umur 30 tahun. Biasanya masyarakat akan langsung memandang negatif untuk wanita yang tak menikah di usai itu. Karena terlalu negatifnya pandangan tersebut maka terdapat julukan Christmas Cake untuk wanita yang terlambat untuk menikah.

Baca juga Taiko, Ensambel Musik Tradisional Jepang yang Telah Mendunia

Tetapi saat ini usia pernikahan di Jepang telah bergeser dengan jumlah yang semakin meningkat, saat ini usia pernikahan untuk wanita ialah 29 tahun sedangkan untuk pria adalah 31 tahun. Hal ini dikarenakan jumlah wanita dan pria yang belum menikah di usia tersebut semakin banyak.

Selain itu, tekanan sosial yang sangat kuat untuk terjadi untuk mereka yang mempunyai usia di akhir 20 serta 30-an untuk segera menikah dan juga mempunyai keluarga.

Ada juga alasan yang membuat pria lebih mengingkan untuk menikah di usia tersebut karena ternyata lelaki yang telah menikah maka akan menjadi karyawan yang lebih diidamkan oleh perusahaan di Jepang.

Baca juga Shibori, Ikat Celup Jepang yang Tetap Diminati Sepanjang Masa

Tentunya untuk dapat melakukan ritual Omiai, sang calon harus melakukan pendaftaran diri lewat biro jodoh. Nantinya biro jodoh akan melakukan berbagai kegiatan yang dapat mencari jodoh yang paling baik untuknya dan juga mengatur jadwal pertemuan ketika data diri calon serta berbagai macam persyaratan penting telah diisi.

Biasanya yang melakukan pendaftaran ke biro jodoh adalah para ibu yang ingin membantu sang anak karena  kesulitan mencari pasangan.  

Sesudah pertemuan pertama, maka biasanya tak lebih dari pertukaran informasi dasar dan juga basa basi, selanjutnya langsung menentukan keputusan untuk menikah dilanjutkan atau pun tidak. Maka jika diteruskan kegiatan selanjutnya adalah menetapkan tanggal di dalam rangka agar dapat lebih mengenal satu sama lain dengan lebih baik.

Setelah itu, pasangan akan dapat melanjutkan ke hubungan di dalam pernikahan selama beberapa pekan sampai beberapa bulan sesudah pertemuan yang pertama tadi.

Baca juga Kendo, Olahraga Khas Jepang, Pembawa Semangat Samurai

Jika pada saat pertemuan antar keluarga ternyata para calon pasangan telah merasa cocok maka bisa saja mereka akan langsung mengadakan pesta pernikahan. Bahkan beberapa hasil studi yang memperlihatkan jika mayoritas pasangan yang mengambil pilihan menikah di dalam budaya Omiai menunjukkan jika pernikahan mereka berjalan lama hingga akhir hayat mereka.

Oleh karena itu, sepertinya tak ada salahnya untuk Anda yang masih menjomblo untuk dijodohkan oleh orang tua Anda. Karena pastinya orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.  

Leave A Reply

Your email address will not be published.