Berita Nasional Terpercaya

Mengapa Lulusan SMK Tidak Mudah Bekerja?

0

HarianBernas.com – Hampir setahun perjalanan Komite Penyeleras TIK (KPTIK) mencoba menyelaraskan kebutuhan industri TIK dengan lulusan SMK. Para pengurus KPTIK yang terdiri dari gabungan 15 Asosiasi dan komunitas TIK Indonesia hampir tidak berdaya untuk membantu secara optimal agar lulusan SMK bisa diserap dengan optimal. 

Hal ini bukan tidak berasalan. Karena tugas berat utama agar lulusan SMK bisa diterima adalah menyesuaikan kurikulum yang diajarkan, praktek yang mereka terima agar bisa sesuai dengan kebutuhan industri. Ini menuntut kecepatan dan penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri dan tentu saja ini tidak mudah, karena selain menyesuiakan kurikulum juga harus menyiapkan para guru agar bisa mengajarkan dengan baik.

Mengubah kurikulum juga tidak bisa dengan serta merta dilakukan di tengah jalan, perlu perencanaan matang dan tepat agar bisa mengubah. Maka kerja penyelarasan kami tidak menjadi mudah. 

Tapi kami tidak tinggal diam. Kami tetap menyuarakan kebutuhan TIK Indonesia harus sesuai dengan kebutuhan industrinya sendiri. Kami bergerilya ke banyak kementrian dan mendapatkan sambutan baik di Kementrian Tenaga Kerja. Dan kami diminta membantu fokus membantu pendampingan Balai Latihan Kerja, khususnya BLK Cevest. 

Kami jadi bersemangat lagi. Tapi memang kami kaget, bahwa hampir 40% yang masuk ke BLK ternyata adalah lulusan SMK juga. Data BPS per Agustus kemarin menunjukkan data 7,03 juta, dimana 11,11% nya adalah lulusan SMK. Untuk lulusan SMK TIK, sekitar 790.000 setiap tahunnya. Dan dari angka ini, jurusan Teknik Komputer Jaringan merupakan lulusan terbanyak yang tidak terserap oleh industri.

Inilah pertanyaan besar yang sekarang sedang kami coba jawab dengan kemampuan kami sendiri. Kami mencoba mengeluarkan tren industri, kemudian kebutuhan SDM industri TIK. Kami akui sangat sulit untuk menembus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Keduanya sangat bagus di atas kertas, tapi tidak mudah dicerna industri. Sehingga siapa pun yang telah tersertifikasi tetap harus menjalani rangkaian pembelajaran di industri TIK terkait agar bisa diserap dan bekerja dengan baik.

Seiring dengan derap pemikiran pemerintah dan presiden Joko Widodo yang akan menggerakkan kemampuan SDM melalui pendidikan vokasi, kami bersemangat membina anak SMK yang mungkin tidak bisa kami sentuh melalui instansi terkait, melainkan melalui BLK Cevest. BLK Cevest akan dipersiapkan menjadi BLK TIK skala nasional, dan kami diundang terlibat di dalamnya.

Selain itu, rencana Kemenaker dalam rangkaian program kerja pemagangan dan penempatan kerja sangat sesuai dengan kebutuhan industri TIK. SDM Indonesia memang perlu akselirasi dan percepatan, dan pemagangan adalah salah satu cara terbaik. Dengan cara ini, SDM kita bisa segera menguasai bidang keahlian yang diperlukan industri. Inilah kesempatan kita untuk memajukan kualitas SDM Indonesia, khususnya juga anak-anak lulusan SMK. 

Kami sangat berharap, langkah kecil kami dapat mengiringi langkah besar pemerintah yang ingin mempersiapkan SDM Indonesia lebih baik lagi, demi menghadapi derasnya persaingan masuknya SDM dari luar negeri.

Tetap kami katakan, SMK harus bisa, dan kami siap membantu, tidak hanya SMK tetapi juga BLK. Untuk mengetahui program kerja dan kegiatan kami, bisa melihat website KPTIK (www.kptik.org). Bila memerlukan bantuan dan peluang kerjasama bisa menghubungi saya di [email protected].

Leave A Reply

Your email address will not be published.