Berita Nasional Terpercaya

Memberi Kebebasan pada Anak

0

HarianBernas.com – Maraknya media sosial (medsos) dan banyaknya chanel televisi, baik dalam maupun luar negeri, membuat orangtua pasti khawatir anaknya akan terpengaruh terhadap berita-berita medsos dan acara televisi yang tidak mendidik, bahkan cenderung vulgar, merusak mental dan moral. Tidak sedikit orangtua kemudian melakukan proteksi berlebihan kepada anak-anak dengan melarang menonton acara tertentu di televisi atau bahkan terus mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi, apalagi chanel televisi asing.

Namun, gambaran seperti itu tidak berlaku bagi pasangan Heroe Purwadi dan drg Poerwati Soetji Rahajoe. Mereka justru memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih acara televisi yang sesuai keinginan asalkan tidak bertentangan atau melanggar norma-norma moral dan ajaran agama.

“Kami tidak pernah membatasi atau melarang anak-anak untuk menonton acara tertentu di televisi. Kami membiarkan mereka untuk memilih sendiri siaran yang diinginkan. Ternyata mereka bisa memilih acara-acara yang baik yang tidak bertentangan dengan norma moral dan agama. Mereka sendiri tahu mana yang baik dan sesuai ajaran agama dan mana yang tidak baik, padahal televisi yang ditonton kebanyakan chanel televisi asing,” kata drg Poerwati Soetji Rahajoe ketika ditemui Bernas di kediamannya di Perumahan Jambusari, Desa Wedomartani, Kec Ngemplak, Kab Sleman, pekan lalu.

Pasangan Heroe Purwadi dan drg Poerwati Soetji Rahajoe dikaruniai tiga putra, yakni Pramu Basworo Nurantyoso, Aryodipo Biru Bawono yang kini sekolah di SMA Negeri 1 Yogyakarta dan Dayinta Ayuning Aribhumi kelas II SMP 8 Yogyakarta. Putra sulung mereka, Pramu Basworo Nurantyoso, meninggal dunia dalam usia 9 tahun.

Menurut Heroe Purwadi, menghalangi orang nonton TV, menghalangi akses internet, tidak boleh bawa gadget, itu berarti menghalangi dan mengurangi hak orang untuk mendapat informasi. Memberi kesempatan mengakses informasi dan kemudian mendapat banyak informasi secara luas, pasti lebih tahu bahwa banyak hal. Semakin banyak informasi yang diketahui, akan menjadi lebih  wise atau bijak.

“Itu saya terapkan dalam keluarga. Saya tidak membatasi anak-anak menonton TV, saya kasih wifi, tidak membatasi anak-anak untuk memiliki gadget. Waktu anak-anak masih SMP, saya masih mengecek akun mereka. Tapi begitu SMA, saya tidak melihat lagi. Saya percaya apa yang mereka akses dan kerjakan,” kata calon Wakil Walikota Yogyakarta yang mendampingi calon Walikota Haryadi Suyuti ini.

Menurut Poerwati Soetji Rahajoe, yang kini sedang menempuh pendidikan doktor di Belanda, anak-anak diberi kebebasan untuk mengakses media sosial dan menonton acara televisi. Sebab, di sekolah mereka mendapatkan pendidikan moral, budi pekerti dan agama, maka ketika menonton acara televisi mereka tahu mana yang tidak sesuai dengan pendidikan yang mereka peroleh di sekolah. Dengan demikian, tanpa dilarang pun dengan sendirinya mereka tidak menonton acara-acara yang dinilai tidak sesuai dengan norma dan ajaran agama. Hal ini dibuktikan, ketika sesekali mereka mengecek apa yang ditonton anak-anak, ternyata acara-acara yang inspiratif, edukatif dan menghibur.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Gigi UGM ini, kebebasan itu juga diberikan karena kebetulan mereka sebagai orangtua juga sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ia sendiri sibuk mengajar di Fak Kedokteran UGM dan hilir mudik Indonesia-Belanda untuk menyelesaikan studi jenjang doktoral, sementara sang suami, Heroe Purwadi, sibuk dengan pekerjaannya di bidang pendidikan, sosial, politik dan sebagainya. Sehingga waktu untuk mendampingi dan menemani anak-anak sangat sedikit atau terbatas.

“Kami hanya punya waktu banyak untuk berkumpul pada hari Minggu dan hari-hari libur. Di luar itu, kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan anak-anak sangat memahami kesibukan orangtuanya sehingga mereka pun bisa menyesuaikan diri. Dan alhamdulillah, tanpa diajari atau diawasi, anak-anak dengan kesadaran sendiri disiplin belajar dan berada di rumah meski kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing,” kata wanita yang ramah dan murah senyum ini.

Menurut Heroe Purwadi, memberi kebebasan kepada anak-anak dimaksudkan agar mereka lebih kreatif dan mampu menyeleksi mana yang baik dan yang buruk. Dengan memiliki kebebasan, potensi anak-anak bisa berkembang maksimal karena tanpa dikekang. Meski demikian, kebebasan itu tidak berarti sama sekali tanpa pengawasan atau kontrol. Sesekali dikontrol agar mereka merasa diperhatikan. Jadi, bukan sama sekali bebas tanpa kontrol, namun dengan cara yang tepat agar mereka tidak merasa dibatasi/dikekang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.