Berita Nasional Terpercaya

Di Dalam Bisnis Utamakan Kejujuran Produk dan Standar Kualitas

0

HarianBernas.com – Caroline Rika Winata adalah seorang seniman tekstil. Kecintaannya terhadap seni dimulai ketika ia lulus kuliah dan tinggal di lingkungan seni yang kuat. Meskipun sejak kecil ingin menjadi astronot kemudian saat SMA ingin menjadi fashion desainer. Namun, pilihannya jatuh menjadi seorang seniman yang membawanya ke dunia fashion dan bisnis 10 tahun terakhir.

Peran orang-orang tercinta di sekitar Rika cukup mendukung sekali. Salah satunya yaitu suaminya sendiri. Dia diberi bantuan dana awal untuk memulai bisnis di dunia fashion yang khusus mengkreasi tekstil dan batik. 

Setelah menikah, memang Rika memutuskan untuk menjalin hubungan jarak jauh dengan suaminya yang bekerja di Jakarta. Dia memilih tinggal Jogja untuk menjalankn bisnis kain celup ikat dan batik. Dari sebuah pilihan tentunya ada nilai pengorbanan di sana. Dia benar-benar dituntut untuk serius menjalankan bisnisnya karena mengingat apa yang sudah dikorbankan begitu besar.  

Mencintai sebuah profesi tentunYa disertai dengan proses kecintaan terhadap suatu yang membuatnya termotivasi. ?Aku memang jatuh cinta pada kain, warna, dan seni. Rasanya tidak bisa hidup tanpa menjalani apa yang aku jalani pada masa ini. Hehehe….Tidak bisa berhenti berkarya tentang kain. Syukurlah dari kecintaan ini diberikan rejeki,? katanya.                

Dia memang tidak bisa berhenti berkarya tentang kain. Untuk bisnisnya sendiri sebenarnya dia masih belajar. Kecintaan dan keseriusan inilah dunia seni dan kain sudah benar-benar menjadi passionnya. 

Dalam dunia seni dan kain yang dia tekuni sampai detik ini tentunya banyak yang harus dipetakan dan dipelajari satu per satu.

?Mulai dari tingkat produksi sampai ke pemasaran. Dari administrasi keuangannya sampai ke urusan pegawai dan memberikan servis yang terbaik untuk customer. Masih banyak banget kekurangannya,? jelas perempuan lulusan ISI Yogyakarta ini. Semua dikerjakan sendirian ditambah lagi dengan repotnya mengurus anak. Baginya ini adalah tantangan terbesar. 

Setiap apa yang dia buat dari karyanya berprinsip bahwa kejujuran produk dan standar kualitas yang tinggi.

?Maksudnya kejujuran produk, saya selalu memberikan deskripsi yang benar tentang sebuah produk. Semisal, ada kain sutra mix katun. Kalau orangg nggak tahu, penampakannya mirip dengan sutra 100% yang harganya lebih mahal. Saya pasti akan bilang kalau kain tersebut sutra mix katun. Begitu juga jika ada kain batik cap/tulis. Pasti saya tuliskan di keterangan produk yang sesungguhnya,? imbuhnya. 

Rika selama ini menjaga bisnisnya dengan kualitas produk yang baik juga jadi hal yang utama. Memang produknya sulit untuk diproduksi masal karena tidak mudah melakukan pengulangan produk yang 100% sama persis.                        

Bermimpilah, bekerja keras untuk meraih mimpi tersebut. Terus berusaha dengan semangat dan kerja keras. Bekerja juga harus dengan cinta dan passion. Kalau berbisnis, harus pintar mengelola keuangan dan jangan sering berganti bisnis.                        

?Salah satu tokoh yang memotivasi saya adalah teman baik saya. Pasangan seniman batik Agus dan Nia Ismoyo yg menjalankan Studio Brahma Tirta. Mereka menginspirasi dan banyak mendukung kerja saya selama ini,? ucap perempuan yang hobi kuliner dan travelling. 

Lingkungan seni, teman-teman seniman, teman-teman desainer sangat mendukung perkembangan karir seorang Caroline Rika Winata. Ditambah lagi untuk saat ini, media sosial juga punya peran sangat penting untuk perkembangan bisnisnya. Tentunya teman-teman semua, para pelanggan juga adalah pendukung semua ini berjalan.                        

Rika juga pernah mendapatkan penghargaan antara lain grant Artist in School dari pemerintah Australia wilayah utara, untuk memberikan workshop di komunitas perempuan dan sekolah di Maningrida, Northern Territory, Australia. Tinggal di Maningrida selama 2 minggu. Sebelumnya pameran seni rupa di museum di Darwin dan setelahnya mengikuti program seniman residensi di sana. Dan ada 1 karya (sepasang lembar kain) yang dijadikan koleksi di museum textile di  Australia. Di Indonesia ada juga di Museum Tekstil Indonesia yang di Jakarta juga mengkoleksi. 

Maningrida adalah sebuah daerah tertutup, komunitas Aborigin. Tidak sembarangan orang bisa masuk ke wilayah tersebut. Harus ada undangan atau ijin khusus. Wilayah/desa kecil tersebut hanya dibuka untuk umum 1 tahun sekali selama 24 jam. 

Impian terbesarnya kelak ingin memiliki studio yang lebih besar, bisnisnya bisa lancar terus dan bisa punya outlet dan pelanggan yang banyak dari mancanegara. Tentu untuk mendukung impian tersebut dibutuhkan kerja keras. ?Kerja keras, jujur dan cerdas,? tegasnya dalam sebuah motto hidupnya. 
 

Leave A Reply

Your email address will not be published.