Berita Nasional Terpercaya

Sosiolog Terkenal Zygmunt Bauman Meninggal di usia 91

0

HarianBernas.com ? Zygmunt Bauman, salah satu sosiolog Eropa yang paling terkenal dan produktif beberapa dekade terakhir, telah meninggal pada usia 91. Cendekiawan kelahiran Polandia beraliran sayap kiri ini terkenal sebagai pemikir fluiditas identitas dalam dunia modern, Holocaust, konsumerisme dan globalisasi.

'NYtimes' melansir, Bauman meninggal di rumahnya di Leeds, Inggris, Senin (9/1/2017) dikelilingi oleh keluarganya. Menurut Anna Zejdler-Janiszewska, seorang profesor filsafat berbasis Warsawa dan teman Bauman, yang pertama kali memberi kabar kepada khalayak tentang kematiannya adalah istri Bauman.

Zygmunt Bauman lahir di Pozna, Polandia pada tanggal 19 November 1925. Sewaktu muda ia pindah ke Rusia bersama keluarganya untuk melarikan diri dari invasi NAZI, bergabung dalam kesatuan militer Polandia selama Perang Dunia Kedua, dan menjabat sebagai mayor dalam kesatuan militer. Lalu ia berbalik arah dan menekuni dunia sosial, di mana saat itu sosiologi disatukan dengan filsafat kontinental.

Pada tahun 1968, ia mendapat gelar professor sosiologi dari Universitas Warsawa Polandia dan sempat mengajar di sana. Tak lama kemudian ia dipecat dari jabatan pengajar di universitas tersebut karena diketahui menyimpan identitas ayahnya yang adalah penganut Zionisme.

Zygmunt Bauman bersama keluarganya meninggalkan Polandia dan pindah ke Leeds, Inggris, untuk menyelesaikan studinya. Sebelumnya, ia sempat menjadi staff pengajar di Universitas Tel Aviv Israel dan sampai pada akhirnya ia menjadi guru besar di Universitas Leed Inggris.

Menurut Zygmunt Bauman, Holokaus menjadi salah satu ujian penting bagi zaman modern sehingga Holokaus jangan dipahami sebagai kecelakaan dalam sejarah zaman modern, melainkan bagian dari modernitas itu sendiri. Fenomena Holokaus menjadi bahan evaluasi untuk kejadian-kejadian maupun pemikiran-pemikiran yang berkembang pada era modern, salah satunya perspektif objektivitas.

Perspektif ini menjelaskan setiap orang memandang orang lain sebagai sebuah objek yang diamati dan diperlakukan layaknya sebuah benda. Menurut Bauman,saat seseorang mengidentifikasikan objek, maka yang tergambar bukanlah objek yang sesungguhnya melainkan interpretasinya akan objek tersebut.

Zygmunt Bauman menanggapi bahwa masyarakat di era modern adalah masyarakat yang berada dalam kebutaan etis. Kebutaan ini terjadi karena adanya pemisahan fungsional yang memiliki dampak tertentu sehingga menjauhkan individu dengan individu-individu lainnya. Oleh karena adanya jarak sosial dalam masyarakat, maka tidak ada nilai-nilai etis pada masa modern ini.

Zaman postmodern hadir untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan maupun kekurangan-kekurangan yang masih terjadi di zaman modern. Menyikapi masa postmodern ini, Zygmunt Bauman berpendapat bahwa pandangan orang mulai berubah dari yang memandang sesama manusia sebagai objek menjadi memandang sesamanya sebagai subjek.

Hal itulah yang melahirkan paham yang dikenal sebagai subyektivisme. Selain itu, zaman postmodern juga melahirkan relativisme dan empirisme serta bersifat dekonstruktif. Zaman Postmodern melihat pengetahuan sebagai salah satu optimisme dan melihat bahasa sebagai petunjuk bukan sebagai instrumen untuk memahami konteks sosial.

Bagi Zygmunt Bauman, postmodernisme dilihat sebagai kesadaran modernitas atas sifat dasarnya. Ia melihat postmodern sebagai bentuk modernitas yang mengkritik, mencemarkan, dan merombak pengetahuan serta nilai-nilai yang sudah ada.

Era postmodern juga mengakibatkan kebenaran yang relatif. Orang-orang cenderung memiliki kebenaran yang berbeda-beda satu sama lainnya. Keadaan ini sebenarnya menjadi ciri yang paling terlihat pada zaman postmodern. Menurut Bauman, perbedaan-perbedaan yang terjadi di antara manusia disebabkan karakter manusia yang cenderung tidak mau diatur.

Pada zaman ini Zigmunt Bauman juga berpendapat bahwa pengetahuan sama seperti cairan yang tidak memiliki bentuk tetap dan terus bergerak dengan bebas ke mana pun ia pergi dan beranjak. Dengan kata lain, tidak ada sebuah bentuk yang pasti dan utuh sehingga kebenaran itu akan terus berubah sesuai dengan konteks lingkungan sekitarnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.