Berita Nasional Terpercaya

Reza Sunardi: Saya Selalu Berpikir, Saya Terbaik

0

HarianBernas.com – Reza Sunardi menjadi sosok yang selalu ditempa waktu untuk menjadi terbaik. Terpilih sebagai presiden asosiasi general manajer hotel Indonesia menjadi salah satu kesuksesannya yang melebihi harapannya selama ini.

?Itu melebihi. Saya tadinya hanya pengen jadi GM. Sekarang kalau saya diangkat menjadi ketua atau presiden Indonesian hotel GM seluruh Indonesia, itu tentunya suatu pencapaian yang di luar cita-cita saya. Kenapa bisa begitu? Karena dari kecil, berpikir saya the best. Kalau saya the best, saya tidak akan pernah melakukan hal-hal yang rendah atau konyol. Saya mau the best,? katanya tegas kepada Harian Bernas.

Peran Ayahnya yang berlatar belakang seorang pelaut turut membentuk karakter Reza Sunardi yang selalu ingin menjadi yang terbaik dan the best. Sejak Reza kecil, Ayahnya sudah memberikan banyak tanggung jawab kepadanya sehingga mental juaranya tumbuh.?Peran orang tua luar biasa, Ayah saya selalu menginpirasi saya. Saya anak pertama dari empat bersaudara dan laki-laki. Dari kecil, Ayah saya mengatakan bahwa kamu harus jadi apa, kamu harus menjadi driver, dan kamu harus melindungi adik-adik kamu,? ucap kenangnya tentang masa kecilnya.

Karena tugas melaut Ayahnya yang lama 1 sampai 2 tahun, dari umur 5-6 tahun, Reza Sunardi sudah belajar menjadi penanggung jawab keluarga.

?Saya kepala keluarga dari umur tujuh-delapan tahun. Terbiasa menjadi driver dan menjadi orang yang bertanggung jawab. Nilai-nilai ditanamkan secara ekstrim oleh Ayah saya. Oleh Ayah saya selalu diminta untuk menjadi champion dan selalu diposisikan tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak berkebajikan dan berlogika rendah. Saya disarankan untuk mempunyai logika yang sangat tajam,? bebernya tentang peran Ayahnya.

Saat ini, Reza Sunardi menjadi general manager di salah satu hotel termewah di Bali di seluruh Indonesia, Padma Resort Ubud. Pada tahun 2014, Reza Sunardi dikirim ke Cornell School of Hotel Administration, USA untuk belajar program General Manager. ?Saya dikirim ke Cornell berarti sukses itu,? komentarnya.

Reza Sunardi: I,m The Driver, I,m a Wolf,  I,m High Achiever

Untuk selalu berposisi tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak berkebajikan dan berlogika rendah, Reza Sunardi selalu disarankan untuk mempunyai logika yang sangat tajam. Untuk itu, dari kecil, ia selalu berpikir the best. Lulusan STP Bandung dalam bidang Hospitality ini pun juga meniti karirnya dengan usaha terbaiknya pula. Tak pernah tidak terbaik.

?I,m the driver, i,m a wolf, dan saya high achiever. Saya selalu berpikir, saya terbaik. Waktu di kampus, sudah berpikir bahwa dari semua mahasiswa, saya yang terbaik. Kalau saya dikirim ke Singapura, kalau kawan-kawan bekerja 7 jam, saya bekerja 18 jam. Kalau teman-teman bawa 1 sertifikat, saya bawa 4 sertifikat,? tuturnya selalu bisa terbaik.

Strategic thinker ini pun menceritakan bahwa sebelum kelulusan dari STP Bandung, 6 bulan sebelum lulus, sudah diterima di 14 hotel. Ia bisa masuk ke manajamen training di salah satu hotel terbaik di di Indonesia, bahkan Asia.?Waktu itu hotel terbaik di Asia, di Indonesia. Namanya Jakarta Hilton. Saya masuk sebagai manajemen trainee. Jadi, orang untuk menjadi duty manager pada saat itu perlu 8-9 tahun. Saya hanya butuh 1,5 tahun dari managament trainee, saya langsung menjadi duty manager di Jakarta Hilton saat umur 24 tahun. Itu 1104 kamar,? paparnya.

Umur 27 tahun, Reza Sunardi menjadi front office manager. Ia mengakui perjuangannya yang tak mudah untuk menjadi menjadi front office manager karena jaman sekarang dengan jaman dulu itu beda dan dulu lebih ketat. Selain sebagai GM di Padma Ubud, Reza sekarang ini juga menjadi strategic partner untuk Markplus Hospitality Industry atau Markplus Hospitality Institution.

?Saya tidak hanya terlepas mengurusi hospitality, tetapi banyak mengajar bisnis dan strategic matters. Jadi, core-nya hospitality, bisa diperluas ke marketing, management, leadership, dan change management,? terangnya.

Rasa percaya diri Reza Sunardi bukanlah sekedar rasa percaya diri yang kosong. Ia bisa menjadi begitu confidence karena ada banyak pengalaman dan persiapan yang telah dilaluinya.?Untuk menjadi confidence, ada rumus LUPC. Learning, saya membaca buku sebulan 3 sampai detik ini, semua buku management, strategic management, change management, harvard bussines review. Dalam perspektif bisnis sekarang, ada proses yang namanya learning. Setelah learning-learning-learning, punya understand. Setelah understand semua yang saya baca, practice what you learn, practice what your understand. Setelah mempraktekan ribuan kali, muncullah confidence,? jelasnya agar menjadi confidence di segala situasi.

Bagi Reza Sunardi, orang confidence itu tidak bisa kalau tidak belajar, tidak bisa kalau tidak mengerti, dan tidak bisa kalau tidak mempraktekan.?Saya ngomong cepet. Saya berpikir cepat. Action saya sepuluh kali lebih cepet,? akuinya. 

Pria kelahiran Jakarta  ini punya perspektif dalam hidup setiap hari itu seperti sedang menanjak bukit yang banyak bebatuan tajam, hujan deras dengan petir yang menyambar-nyambar. Sebelah kanan jurang. Sebelah kiri hutan yang penuh dengan binatang buas.?Jadi, setiap hari saya di situ. Saya adrenaline junkiest. Selalu berhadapan dengan bahaya setiap hari. Jadi, saya kalau tidak waspada akan jatuh ke jurang atau dimakan binatang buas,? ucapnya selalu ingin berada dalam sebuah tantangan.

Bagi Reza Sunardi, ?Good is damn enemy of great? Merasa baik adalah musuh utama dari manusia. Jangan pernah mau untuk dikatakan good karena buat saya good itu hinaan. Because I,m not good, i,m great. Jangan pernah complacent. Jangan pernah terjebak sama comfort zone. Always look for challenge. Kata yang paling kunci adalah Good is damn enemy of great. Merasa sudah baik itu menjadikan kita tumpul untuk bisa menjadi hebat.

Leave A Reply

Your email address will not be published.