Berita Nasional Terpercaya

Berkenalan dengan Isabella Springmuhl, Desainer Down Syndrome Pertama yang Berkarya di LFW 2017

0

HarianBernas.com ? Isabella Springmuhl merupakan desainer fashion dari Guatemala. Perempuan yang satu ini membuat busana dengan desain yang menarik dan tak kalah dengan para desainer lainnya. Dengan nuansa dinamis serta bahan yang berkualitas, karya Springmuhl mampu menarik perhatian para pecinta fashion. Bukan hanya itu saja, ternyata ia adalah designer fashion pertama penyandang down syndrome namun dapat berkarya di ajang fashion dunia sekelas London Fashion Week 2017 (LFW 2017).

Isabella mampu membongkar paradigma jika orang dengan down syndrome tak dapat berbuat apa-apa. Ia dapat memperlihatkan jika karya busana yang dibuatnya menampilkan keindahan yang menyebar di seluruh penjuru London. Ia sukses menjadi seorang desainer fashion pertama dengan keadaan down syndrome yang berhasil memperlihatkan hasil karyanya dalam LFW 2017 yang merupakan salah satu ajang paling berkelas untuk bidang fashion tersebut.

Keberanian dan juga kekuatan tekadnya menjadi faktor penentu kesuksesan Isabella. Dengan terus terang jika walaupun dirinya mempunyai keterbatasan tak lantas membuatnya patah arang dan bahkan hal tersebutlah yang menjadikan motivasi yang kuat dalam dirinya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh salah satu media online Inggris seperti dikutip dari laman Live Action News, Isabella bertutur, ?Saya berpesan kepada semua orang supaya tak mempunyai rasa takut dalam dirinya, karena semua orang seperti kita ini beda, entah itu laki-laki atau perempuan semuanya sama saja yaitu dapat mencapai apa yang menjadi impian kita.?

Perempuan yang kini berusia 19 tahun tersebut sudah menciptakan sendiri fashion line yang memang dikhususkan untuk orang dengan down syndrome. Jangan pernah mengira jika perjalanan karirnya itu mudah dilalui, berbagai cibiran dan diskriminasi pernah ia rasakan dan sempat membuatnya merasa putus asa.

Namun di tangan Cecilia Santamarina de Orive yang merupakan kurator dari fashion show case internasional di London Fashion Week justru memberikan sebuah kesempatan langka untuk Isabella. Down syndrome yang disandangnya membuktikan jika kreativitas yang dimiliki oleh Isabella tidak terbatas dan rasa cintanya pada dunia fashion membuktikan jika ia mampu meraih apa yang diinginkannya.

Memang benar jika di sana sini selalu ada kendala, tapi hal itu justru menjadikan sebuah tantangan bagi dirinya. Hal itu terbukti, Isabella dapat berjalan dengan gagah dan memperlihatkan karyanya langsung di panggung London Fashion Week 2017.

Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Isabella setelah ajang fashion LFW 2017 adalah melanjutkan keahliannya di bidang fashion pada jenjang pendidikan universitas, walaupun sampai sekarang ia masih belum mendapatkan kesempatan tersebut.

Terpenting bagi Isabella adalah ia dapat membuat pakaian untuk banyak orang yang mempunyai kondisi sama dengannya. Menurut penuturannya, orang-orang dengan kondisi down syndrome amat susah untuk mencari pakaian yang cocok dan sesuai dengan tubuh dan kepribadian mereka.

Desainer yang satu ini pun mampu mengangkat kain khas dari Guatemala. Ia sangat mencintai negara asalnya sehingga Isabella berkomitmen untuk selalu memakai kain khas dari negaranya. Tentu saja bagi Guatemala, Isabella adalah generasi muda yang sangat membanggakan negaranya.

Isabella pun juga memilih untuk memakai tekstil yang terinspirasi dari suku Maya dalam setiap desain nya, karena ia ingin dapat mendedikasikan seluruh karyanya kepada semua perempuan di Guatemala yang telah beratus-ratus tahun berkontribusi untuk meningkatkan kejayaan tekstil di negara tersebut. Terlebih lagi Guatemala merupakan penghasil tekstil yang tersohor di Amerika.

Setelah memamerkan hasil karyanya di London Fashion Week, Isabella akan memperlihatkan karyanya di Roma, Italia. Dia sangat berharap jika nantinya dengan banyaknya hasil karya yang diperlihatkan kepada para pencipta fashion dan masyarakat pada umumnya agar mereka mau mengubah paradigma yang selama ini salah terhadap para penyandang down syndrome.

Leave A Reply

Your email address will not be published.